2024-07-30 HaiPress
JAKARTA,iDoPress - Pemberian izin tambang dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada organisasi masyarakat (Ormas) keagamaan dianggap sebagai taktik kooptasi dan mendapatkan dukungan politik,serta meredam potensi konflik.
Setelah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan menerima izin usaha pertambangan yang ditawarkan pemerintah,jejak itu diikuti oleh Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah.
"Ketika ormas keagamaan diberikan izin usaha penambangan itu adalah kooptasi," kata Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur dalam diskusi daring,Senin (29/7/2024),seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Isnur mengambil contoh PBNU yang ditawarkan menambang pada bekas lahan PT Kaltim Prima Coal (KPC).
Baca juga: PP Muhammadiyah dan PBNU Terima Izin Kelola Tambang,Ormas Non-keagamaan Menyusul?
"Dulunya PT KPC 80 sampai 90 ribu hektare sekarang sisa 28 ribu hektare. Ditawarkan ke NU,itu lokasi tambang terbesar di dunia," kata Isnur.
Buat melanjutkan penambangan,kata Isnur,PBNU harus melakukan reklamasi dari proses penambangan sebelumnya.
"Ceruknya luar biasa besar dan NU punya kewajiban untuk melakukan reklamasi," ucap Isnur.
Dilanjutkan Isnur,PP Muhammadiyah juga menerima izin tambang yang serupa,ditawarkan lahan bekas PT Arutmin.
Baca juga: NU dan Muhammadiyah Sulit Advokasi Korban Tambang karena Akan Dicap Persaingan Bisnis
Menurut dia,taktik itu dijalankan oleh pemerintah guna meredam kritik dan menjaga kepentingan para pebisnis tambang tetap terakomodir,dan berbagi ceruk bisnis dengan ormas keagamaan.
Isnur bahkan menyebut operasi pemberian izin tambang itu diorkestrasi Presiden Jokowi melalui Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Di sisi lain,pengusaha yang memiliki kepentingan usaha pertambangan juga tetap bisa menjalankan kegiatan bisnis mereka dan hanya perlu menggandeng Ormas keagamaan supaya usaha mereka tak terganggu.
"Itu bagian dari kooptasi. Itu operasi by design,di mana Bahlil,JK (Jusuf Kalla) datang dan lain-lain datang. Dan Muhammadiyah yang mulai kritis pada pemerintah beralih menerima proyek-proyek itu," papar Isnur.
Baca juga: Terima Izin Tambang,Muhammadiyah Dianggap Turun ke Low Politics
Isnur khawatir jika Ormas keagamaan yang menerima izin tambang bertambah maka berpotensi membuka ajang konflik baru secara horizontal dengan masyarakat setempat yang lingkungannya rusak akibat kegiatan pertambangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Dua puluh tahun kerja keras dan membangun impian --- China Construction Fourth Engineering Division Corp Ltd. (CSCEC-4) telah meninggalkan jejak dalam kooperasi antara China dan Indonesia
Upaya Ekspansi Internasional NETA Auto Semakin Gencar, Pemasaran Semakin Meluas
The launch ceremony of the first China "Zhicai Palace Cup" Carpet Industry International Industrial Design Competition has held grandly
Kehadiran Dua Kota: NETA Auto Bersinar di Guangzhou Auto Show dan Membuka Showroom Baru di Hong Kong
NETA Auto Meluncurkan Toko Unggulan Pertama di Malaysia, Menghadirkan Teknologi Hijau untuk Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Mengapa pencetak inkjet komputer tangan CYCJET membuat produksi Anda lebih efisien?
©hak cipta2009-2020 Berita Hansen Mobile Games