2025-03-06 HaiPress
iDoPress - Induk perusahaan chatbot ChatGPT,OpenAI memperkenalkan NextGenAI. NextGenAI merupakan konsorsium atau himpunan 15 lembaga dan universitas terkemuka dunia,baik di dalam maupun luar Amerika Serikat.
Mereka akan bekerja sama dengan OpenAI untuk semakin membumikan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) di ranah pendidikan dan penelitian. Harapannya,konsorsium ini bisa memajukan penelitian dan industri pendidikan memanfaatkan kecerdasan buatan.
Sebagai pengembang,OpenAI melihat ada potensi besar dari kehadiran AI yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan inovasi,mempercepat terobosan penelitian,serta menciptakan solusi yang lebih efektif dalam berbagai sektor,terutama di dunia pendidikan dan penelitian.
OpenAI bahkan berkomitmen untuk menyediakan 50 juta dollar AS (sekitar Rp 820 miliar) dalam bentuk hibah penelitian,pendanaan komputasi,dan akses API,guna mendukung siswa,pendidik,dan peneliti.
Baca juga: OpenAI Rilis GPT 4.5 untuk ChatGPT,Bisa Beri Saran Layaknya Manusia
Dengan menggabungkan berbagai lembaga tersebut,kehadiran NextGenAI diharapkan mampu mempersiapkan generasi mendatang dalam mengoptimalkan kecerdasan buatan di masa depan.
"Inisiatif ini dibangun tidak hanya untuk mendorong penemuan,tetapi juga untuk mempersiapkan generasi mendatang dalam membentuk masa depan AI," tulis OpenAI sebagaimana dirangkum KompasTekno dari blog resminya,Kamis (6/3/2025).
Seperti yang dijelaskan sebelumnya,dalam konsorsium ini,terdapat beberapa lembaga yang menjadi mitra NextGenAI.
Adapun 15 lembaga tersebut antara lain Caltech,the California State University system,Duke University,University of Georgia,Harvard University,Howard University,Massachusetts Institute of Technology,University of Michigan,University of Mississippi,Ohio State University,University of Oxford,Sciences Po,Texas A&M University,serta Rumah Sakit Anak,dan Perpustakaan Umum Boston.
Lembaga-lembaga tersebut mendedikasikan institusinya untuk menggunakan AI dalam mempercepat kebutuhan riset dan pengembangan,termasuk di bidang kesehatan.
Baca juga: Ketika Google Mencibir,OpenAI Justru Meniru DeepSeek
Misalnya,di bidang pendidikan,Ohio State University memanfaatkan AI untuk mempercepat penelitian bidang kesehatan digital,terapi canggih,manufaktur,energi,mobilitas,dan pertanian.
Para pendidik (dosen) di universitas ini juga menggunakan kecerdasan buatan ini untuk menciptakan model pembelajaran yang lebih inovatif dan efisien.
Di Harvard University dan Rumah Sakit Anak Boston,AI dimanfaatkan untuk memangkas waktu yang dibutuhkan saat mendiagnosis penyakit langka. Ini sekaligus melatih keselarasan antara AI dengan nilai-nilai kemanusiaan dalam pengambilan keputusan medis.
Sementara itu,di Duke University,para ilmuwan menggunakan AI untuk mempelopori penelitian metasains,yakni dengan mengidentifikasi bidang-bidang sains di mana kecerdasan buatan dapat memberikan manfaat terbesar dalam pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut.
Baca juga: Ini Dia Pengganti Smartphone,Buatan OpenAI,Perancang iPhone,dan Istri Steve Jobs
NextGenAI juga digunakan untuk memberdayakan generasi berikutnya agar andal menggunakan AI.
Di Texas A&M University,NextGenAI digunakan untuk mendukung inisiatif literasi AI Generatif mereka,serta menyediakan pelatihan langsung bagi mahasiswa dan staf agar menggunakan AI secara bijak di lingkungan akademis.
Tinjau Jembatan Kemang Pratama yang Ambles, AHY Minta Perbaikan Dimulai Sore Ini
Sindikat TPPO di Bandara Soetta Terungkap, Korban Dijanjikan Gaji hingga Rp 30 Juta
SMAN 21 Bekasi Bingung Gelar Ujian Akhir Usai Terdampak Banjir
Tom Lembong Kecewa dengan Dakwaan Jaksa, Sebut Kerugian Negara Kasus Impor Gula Tak Jelas
KPK Panggil Kepala BPKH Terkait Kasus Investasi Fiktif Taspen
Praktik Curang Penyalahgunaan Barcode BBM Subsidi, Beli Rp 6.800 Dijual Rp 8.600 Per Liter
©hak cipta2009-2020 Berita Hansen Mobile Games