2025-03-04 HaiPress
Sumber Antara
JAKARTA,iDoPress - Warga terdampak banjir di Jalan Kebon Pala II,Kampung Melayu,Jatinegara,Jakarta Timur tidak mau menerima tawaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta untuk tinggal di rumah susun (rusun) agar tidak kebanjiran.
"Sempat sih ditawari,tapi bingung saya karena di sini emang sudah enak,nyaman. Jadi,mempertimbangkan itu karena sudah nyaman," kata warga Kebon Pala II,Umiana (70),saat ditemui di lokasi banjir,Selasa (4/3/2025),dikutip dari Antara.
Baca juga: Ajak Warga Korban Banjir Pindah ke Rusun,Rano Karno: Kualitasnya Sama dengan Singapura
Umiana yang sudah tinggal di kawasan Kebon Pala sejak 1970 itu mengaku bahwa kediamannya seringkali banjir ketika hujan deras ataupun banjir kiriman dari wilayah lain.
Namun demikian,dia nyaman tinggal di Kebon Pala bersama dengan warga lainnya.
"Banjir sudah berkali-kali,dulu setiap lima tahun sekali. Nah,sekarang jadi kaya tiap pas hujan (banjir),bahkan setahun bisa empat sampai lima kali banjir. Karena sudah nyaman jadi perlu pertimbangan lagi," ujar Umiana.
Warga lainnya,Nuryadi (62),mengaku dirinya dan sang anak tak setuju jika harus pindah ke rusun.
Apalagi,tahun lalu Nuryadi mendapatkan informasi bahwa yang tinggal di rusun hanya gratis di awal saja,tetapi tiga bulan berikutnya dikenakan biaya.
"Kebanyakan enggak setuju ya,karena banyak yang udah menetap,sudah puluhan tahun. Kalau saya sih ikut anak doang,jadi setahu saya gitu (anak enggak setuju). Apalagi,di sini banyak yang dari nenek moyang turun temurun,jadi sudah nyaman," kata dia.
Sementara itu,salah satu warga RT 11/RW 05,Jalan Kebon Pala II,Suaeb (83),mengaku seringkali ditawari oleh pemerintah untuk pindah ke rusun agar tidak terkena banjir.
Baca juga: Rano Karno: Pindah ke Rusun atau Hadapi Banjir Tiap Tahun
Namun,Suaeb mengaku lebih membutuhkan uang untuk bertahan hidup dibandingkan harus pindah ke rusun.
Bahkan,rumah Suaeb sempat digusur agar menyetujui pindah ke rusun.
"Setiap ada yang datang saya bilang maunya duit aja berapa,kalau rusun mah saya enggak mau. Sudah dari dulu di Kebon Nanas dikasih kunci enggak mau. Dari dulu sebelum digusur juga saya suruh pindah enggak mau itu,pada 1980. Tapi,pada 1981 saya digusur," kata dia,
Menurut dia,tinggal di rusun mempersulit dirinya jika mau dagang gorengan. Apalagi kalau dirinya mendapatkan rusun di lantai atas.
"Rusun mah bisa apa? Dagang gorengan siapa yang mau beli di atas,kalo kontrak bisa dagang gorengan. Rusun di atas siapa yang mau beli,kalo di bawah penuh juga,sudah pada dagang," ujar Suaeb.
Sebelumnya,Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno menawarkan solusi tinggal di rumah susun kepada masyarakat,khususnya yang tinggal di wilayah rawan banjir.
Sayangnya,mayoritas masyarakat menolak untuk pindah dan tinggal di rusun.
Baca juga: Rano Karno Tinjau Banjir di Kebon Pala,Tawarkan Warga Relokasi ke Rusun Jagakarsa
"Saya lagi promosi rumah susun. Kita punya rumah susun yang akan selesai di daerah Jagakarsa,tiga tower. Itu kualitas bagus. Cuma mungkin masyarakat kita belum terbiasa tinggal di rumah susun. Makanya saya ke kampung-kampung ingin promosi. Ayok pindah ke rumah susun," kata Rano di Sodetan Ciliwung,Jakarta Timur,Senin (3/3/2025).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tinjau Jembatan Kemang Pratama yang Ambles, AHY Minta Perbaikan Dimulai Sore Ini
Sindikat TPPO di Bandara Soetta Terungkap, Korban Dijanjikan Gaji hingga Rp 30 Juta
SMAN 21 Bekasi Bingung Gelar Ujian Akhir Usai Terdampak Banjir
Tom Lembong Kecewa dengan Dakwaan Jaksa, Sebut Kerugian Negara Kasus Impor Gula Tak Jelas
KPK Panggil Kepala BPKH Terkait Kasus Investasi Fiktif Taspen
Praktik Curang Penyalahgunaan Barcode BBM Subsidi, Beli Rp 6.800 Dijual Rp 8.600 Per Liter
©hak cipta2009-2020 Berita Hansen Mobile Games