2025-01-21 IDOPRESS
iDoPress - Nasib TikTok di Amerika Serikat terombang-ambing. Pada hari Minggu kemarin,19 Januari 2025,aplikasi media sosial berbagi video pendek tersebut mengalami pemblokiran di Amerika Serikat (AS).
Pemblokiran TikTok di AS terjadi lantaran adanya Undang-Undang (UU) yang mewajibkan Bytedance (induk perusahaan TikTok) menjadikan TikTok perusahaan mandiri di AS atau menjualnya ke perusahaan non-China (divestasi).
Baca juga: Ini Penyebab TikTok Batal Diblokir di AS
Lantaran tak memenuhi UU tersebut hingga batas waktu yang ditentukan pada 19 Januari 2025,TikTok pun mengalami pemblokiran di AS. Akan tetapi,pemblokiran TikTok di AS tak berlangsung lama. Kini,TikTok dibuka kembali dan bisa dipakai pengguna di AS.
TikTok bisa digunakan kembali di AS berkat dukungan pemerintahan Donald Trump yang baru berjalan per hari ini,Senin (20/1/2025). Dukungan ini tampaknya mengurangi ketegangan yang terjadi sejak TikTok meraih popularitasnya di AS.
TikTok merupakan anak perusahaan dari Bytedance,yang bermarkas di Beijing,China. TikTok mulai masuk pasar AS pada sekitar 2017. Saat masuk di pasar AS,TikTok memiliki pertumbuhan pengguna yang cukup pesat.
Setelah Bytedance mengakuisisi aplikasi Musical.ly. pada 2017 dan menggabungkannya dengan TikTok,aplikasi ini mulai bisa menguasai pangsa pasar media sosial pada 2018 di AS. Saat itu,TikTok sudah bisa mengungguli Facebook,Instagram,YouTube,dan Snapchat.
Dikutip dari Techcrunch,per Oktober 2018,TikTok berhasil mendominasi pangsa pasar di antara aplikasi Facebook,dan Snapchat. TikTok saat itu menguasai 42,4 persen jumlah unduhan bulanan di antara aplikasi-aplikasi tersebut.
Banyak pengguna baru yang mulai memakai TikTok saat itu. Hal ini akhirnya mampu membuat TikTok menjadi aplikasi gratis terfavorit urutan keempat di App Store AS yang mengungguli Facebook dan Messanger.
Saat pandemi Covid-19 melanda,TikTok kian populer di berbagai kalangan pengguna di AS. Menurut survei lembaga Pew Research Center,sekitar 67 persen remaja AS merupakan pengguna TikTok pada 2022.
Menurut laporan Cnet,secara umum,TikTok memiliki pengguna aktif bulanan di AS sebanyak 100 juta. Pengguna aktif TikTok di AS telah meningkat pesat. Saat ini,pengguna TikTok di AS diprediksi mencapai 170 juta pengguna.
Angka tersebut menunjukkan TikTok sangat digemari masyarakat AS. Meski digemari masyarakat AS,bukan berarti TikTok digemari pemerintah juga. Sejak kedatangannya di AS,TikTok telah menyita perhatian pemerintah yang membuat nasibnya nanti terombang-ambing.
Di tengah popularitasnya di AS,TikTok mendapat tekanan dari otoritas. Pada sekitar akhir 2019 di masa pemerintahan Trump periode pertama,parlemen AS menuding TikTok sebagai aplikasi yang mengancam keamanan nasional.
TikTok dituduh membahayakan privasi pengguna dan menjadi mata-mata bagi pemerintah China. Saat itu,TikTok pun membantah tudingan dari parlemen AS.
Dalam blog resminya,pihak TikTok membantah telah terafiliasi dengan pemerintah China. TikTok menegaskan bahwa perusahaan tetap menjaga kerahasiaan data pengguna dan akan terus menjamin keamanannya.
Menurut TikTok semua data disimpan dalam database yang berlokasi di luar China. Dengan demikian menurut TikTok,perusahaan pun tak perlu tunduk pada regulasi ketat yang dibuat oleh pemerintah China.
Tekanan pada TikTok meningkat ketika pada Agustus 2020,Trump menginisiasi pemblokiran TikTok di AS lewat perintah eksekutif. Berdasar perintah tersebut,TikTok dianggap membahayakan keamanan nasional AS.
Baca juga: Blokir TikTok di AS Dibuka,Pengguna Gembira dan Sindir Trump
Alasannya adalah TikTok dianggap mengizinkan pemerintah China untuk mengakses data pribadi pengguna AS yang telah dikumpulkan. Akes dari TikTok tersebut dinilai bakal membuat China bisa memata-matai AS.
Trump mendorong agar TikTok diakuisisi Microsoft,tetapi tidak berhasil. Sebagai gantinya,perusahaan perangkat lunak asal AS Oracle mengajukan untuk menjadi mitra terpercaya TikTok di AS.
Unlocking Wealth with Bazi: Master Chiu’s Exclusive Event in Hong Kong Decoding the Wealth Code Through Bazi (Eight Characters)
New Subsidiary in Mexico: SOUEAST Debuts S06 i-DM, S07, S09, Pushes Advanced New Energy Tech
Global Times: China-Central Asia Summit vital for the formation of a new Eurasian interaction model, says Tajik ex-official
Testimony of history: Cultural aggression must not be concealed, says Japanese civic group urging return of looted Chinese artifacts
NEDFON × Master Fa Ming: Merging Feng Shui and Fresh Air for a Healthier, Luckier Space
Global Times: Japanese civil group urges Tokyo to 'face history' through exhibitions of Japanese chemical warfare in WWII
©hak cipta2009-2020 Berita Hansen Mobile Games