2025-01-09 HaiPress
Sumber TechSpot
iDoPress - Dukungan untuk sistem operasi (OS) Windows 10 akan disetop Microsoft pada Oktober 2025. Artinya pembaruan untuk OS komputer desktop atau laptop ini,hanya akan tersedia sampai 10 bulan lagi.
Walau segera disetop,sistem operasi ini tampaknya masih menjadi OS favorit pengguna. Sebab,persentase penggunaannya melebihi OS Windows lain termasuk Windows 11 yang lebih baru.
Menurut data global dari StatCounter,Windows 10 dipakai di sekitar 62 persen perangkat berbasis Windows. Data ini dihimpun per Desember 2024. Grafik yang ditampilkan StatCounter juga menunjukkan adanya kenaikan persentase pangsa pasar Windows 10 pada akhir tahun lalu.
Baca juga: Microsoft Umumkan Windows 365 Link,PC Kecil Berbasis Cloud Mirip Mac Mini
Sementara Windows 11 yang rilis pada tahun 2021,hanya dipakai di sekitar 34 persen perangkat berbasis Windows,di seluruh dunia. OS ini lebih populer di kalangan gamer,di mana survei platform distribusi game,Steam,menunjukkan bahwa 42 persen gamer bertahan di Windows 10.
Tingkat adopsi Windows 11 yang rendah disebabkan karena syarat perangkat yang bisa pakai OS ini cukup ketat. Microsoft mewajibkan semua perangkat Windows 11 dilengkapi keamanan Trusted Platform Module (TPM) 2.0.
TPM adalah modul chip dalam sebuah perangkat PC yang bertugas untuk melindungi berbagai data yang tersimpan di dalam komputer atau laptop dengan sistem enkripsi.
Artinya,apabila perangkat Windows 11 dicuri,pelaku yang tidak bertanggung jawab harus membobol sistem TPM terlebih dahulu apabila ingin membajak beragam file yang ada di dalam perangkat tersebut.
Menurut Microsoft,TPM ini diperlukan untuk melindungi komputer atau laptop pengguna dengan sistem keamanan mumpuni berbasis hardware.
Baca juga: Gamer PC Lebih Suka Windows 10 daripada Windows 11
Komputer keluaran lama biasanya memiliki TPM versi lawas atau bahkan tidak dibekali TPM sama sekali. Sementara itu,komputer yang dirilis setelah 2016 sudah memiliki TPM 2.0,mengingat Microsoft saat itu mewajibkan semua komputer untuk dibekali TPM 2.0.
Walau dirasa ketat,Microsoft belum lama ini menegaskan ulang bahwa syarat itu tidak akan dilonggarkan. Padahal,sejumlah pengguna baru-baru ini mengalami masalah ketika mengikuti perintah pembaruan Microsoft.
Menurut pakar keamanan di perusahaan antivirus ESET,Thorsten Urbanski,berakhirnya dukungan Windows 10 bisa membahayakan sebagian besar perangkat Windows. Pasalnya,tanpa pembaruan resmi,OS yang dipakai untuk menunjang bisnis hingga urusan pribadi ini bisa sangat rentan terhadap serangan siber atau ancaman keamanan dan masalah teknis lainnya.
Contohnya masalah kompatibilitas software dan hardware,hingga jadwal pembaruan yang terbengkalai sehingga menimbulkan kendala lain.
Di Jerman,ESET memperkirakan bahwa 65 persen perangkat atau setara sekitar 32 juta perangkat,masih berjalan dengan Windows 10.
Bagi pelanggan bisnis yang masih ingin memakai Windows 10 tetapi tetap "aman",mereka dapat melakukan pembelian Extended Security Updates yang disediakan Microsoft. Harganya dibanderol 61 dollar AS (sekitar Rp 985.985) per perangkat untuk tahun pertama dan naik setiap tahunnya.
Pengguna personal juga bisa memiliki opsi yang sama,tetapi harganya sebesar 30 dollar AS (sekitar Rp 484.910) selama satu tahun,dihimpun KompasTekno dari TechSpot,Rabu (8/1/2025).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
DF Battery Memperkuat Kehadiran Pasar di Cina Tengah & Utara dengan Toko Utama Huangshi dan Handan
Unlocking Wealth with Bazi: Master Chiu’s Exclusive Event in Hong Kong Decoding the Wealth Code Through Bazi (Eight Characters)
New Subsidiary in Mexico: SOUEAST Debuts S06 i-DM, S07, S09, Pushes Advanced New Energy Tech
Global Times: China-Central Asia Summit vital for the formation of a new Eurasian interaction model, says Tajik ex-official
Testimony of history: Cultural aggression must not be concealed, says Japanese civic group urging return of looted Chinese artifacts
NEDFON × Master Fa Ming: Merging Feng Shui and Fresh Air for a Healthier, Luckier Space
©hak cipta2009-2020 Berita Hansen Mobile Games