2024-07-25 HaiPress
iDoPress - Induk Facebook,WhatsApp,dan Instagram,Meta memiliki teknologi atau kecerdasan buatan (AI) bikinan mereka sendiri yang dijuluki sebagai Meta AI.
Hanya saja,Meta AI masih terbatas di beberapa negara. Saat ini,Meta AI baru bisa dipakai di Amerika Serikat (AS),Kanada,Selandia Baru,Singapura,dan beberapa negara lainnya.
Belum lama ini,Meta AI juga diumumkan sudah tersedia di beberapa negara lainnya yang ada di Amerika Selatan,seperti Argentina,Kolombia,Ekuador,Meksiko,dan lain sebagainya.
Dengan kata lain,Meta AI saat ini belum meluncur dan belum bisa dipakai di Indonesia. Head of Facebook,Tom Alison tidak mengumbar kapan teknologi AI termutakhir Meta tersebut akan diboyong ke Tanah Air.
Namun,ia menjelaskan sejumlah tantangan mengapa Meta AI tidak bisa langsung meluncur di banyak negara,termasuk Indonesia.
Baca juga: Meta AI Diumumkan,Chatbot Facebook Pesaing ChatGPT
Salah satunya adalah terkait kebutuhan pusat data atau data center yang harus disiapkan Meta AI supaya bisa berjalan dengan lancar dan optimal di lebih banyak negara.
"AI membutuhkan banyak tenaga pemrosesan,sehingga kami harus menyiapkan investasi ke banyak data center supaya tidak ada masalah. Ini penting karena AI tersebut harus memberikan benefit bagi para pengguna di platform Meta," ungkap Tom dalam sebuah webinar berjudul "The Future of Facebook" yang dihadiri KompasTekno pada Kamis (25/7/2024) pagi.
Tantangan lainnya,lanjut Tom,adalah membuat Meta AI bisa berjalan secara aman,serta bisa memahami bahasa,konteks,dan budaya di negara yang dituju dengan lancar.
Hal ini,menurut Tom,membutuhkan waktu yang tidak sedikit,sehingga menjadi satu pertimbangan mengapa Meta AI tidak diluncurkan di banyak negara sekaligus.
"Pengembangan dan penyesuaian Meta AI dengan negara dan bahasa yang berbeda ini membutuhkan banyak waktu,dan kami sudah menyiapkan strategi supaya Meta AI ini bisa beredar secara luas dan bisa dipakai orang banyak," jelas Tom.
"Di saat yang sama,kami juga mengumpulkan umpan balik (feedback) supaya Meta AI bisa berjalan dengan lebih optimal dan bisa meningkatakan pengalaman pengguna memakai platform Meta," lanjut Tom.
Selain tantangan,Tom juga menjabarkan kegunaan Meta AI. Ia menjelaskan,Meta AI yang dirancang berdasarkan model bahasa besar (large language model/LLM Llama 3) ini,bisa dipakai pengguna sebagai sebuah asisten digital,mirip seperti ChatGPT,Copilot,Siri,dan lain sebagainya.
Baca juga: Apa Itu LLM? Mengenal Program di Balik Kepintaran AI
Artinya,pengguna bisa meminta bantuan kepada Meta AI ketika mereka memakai berbagai platform Meta,seperti Instagram,Facebook,Messenger,hingga WhatsApp untuk mencari informasi baru yang berkaitan dengan konten yang sedang dilihat.
"Dengan Meta AI,pengguna bisa mencari informasi tambahan seputar konten yang sedang dilihat,membuat Meta AI memodifikasi konten tersebut,hingga menjadikan Meta AI untuk mencari informasi baru dari internet," jelas Tom.
Kompas.com/BILL CLINTEN Head of Facebook,Tom Alison dalam webinar The Future of Facebook yang digelar Kamis (25/7/2024).
"Selain itu,Meta AI juga bisa dipakai untuk memodifikasi gambar untuk meningkatkan kreativitas pengguna,dan di masa depan,AI ini juga bisa dipakai oleh para akun bisnis untuk berkomunikasi dengan para pelanggannya," imbuh Tom.
Hainan Discovery 2025 – Global Travel Delegates Program Concludes Successfully,Showcasing the Island’s Romantic Charms
NIHAO! CHINA 2025 Asian Tour Operators' China Trip · Handan Stop & "Show the World Handan" Exchange Conference Successfully Held
Talks Between Chairman of the Board of Directors of TIENS Group and Uzbekistan's Deputy Prime Minister Discussing New Developments In Digital Health Under the "Belt and Road Initiative"
Framework Universal Paspor Produk Digital Pertama di Dunia Diluncurkan Membangun Fondasi Kepercayaan Digital Baru untuk Pembangunan Berkelanjutan Global
Annual Award Ceremony of the 4th Cross Lingual Chanting Assembly of Confucian Classics Held
SOUEAST Unveils New Chapter in Egypt, Strengthening African Market Presence
©hak cipta2009-2020 Berita Hansen Mobile Games