2024-07-01 HaiPress

Sumber The Hindu
iDoPress - Perusahaan kecerdasan buatan (AI) OpenAI merilis model AI terbarunya bernama CriticGPT pekan ini.
Sesuai namanya,CriticGPT dirancang untuk "mengkritik". AI ini bisa menemukan,sekaligus memperbaiki kesalahan (bug atau error) dalam suatu kode pemrograman (code) yang dibuat oleh ChatGPT.
Secara teknis,CriticGPT dibuat menggunakan model AI GPT-4. Supaya "pintar",OpenAI juga melatih dan menjejali CriticGPT dengan beragam sampel kode pemrograman yang salah dan dianggap keliru dan "berlepotan".
Sehingga,ketika CriticGPT dipakai pengguna dan menemukan kode error yang sudah diketahui tersebut,model AI ini bisa memperbaikinya dengan lancar.
Baca juga: Apple Pakai ChatGPT di Siri,Elon Musk: Tak Bisa Diterima
Selain itu,pengguna yang memakai model AI ini juga bisa ikut memperbaiki beragam kode keliru yang ditemukan oleh CriticGPT.
Dengan kata lain,CriticGPT akan turut meningkatkan proses pembelajaran AI yang berasal dari komentar alias koreksi atau feedback manusia. Dalam AI,proses ini dinamai Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF).
Dalam sebuah laporan uji coba,OpenAI mengeklaim bahwa CriticGPT dapat mendeteksi banyak bug dan error yang tidak diketahui oleh manusia.
Masalah yang ditemukan CriticGPT,dan telah dirangkum oleh model AI ini,juga dianggap lebih "kritis" dan "jelas" dibanding kesalahan yang ditemukan oleh manusia.
Selain itu,CriticGPT juga dinilai dapat menulis tinjauan terkait kesalahan dalam kode pemrograman secara mendetail sesuai dengan kebutuhan. Hal ini terjadi berkat teknik model AI baru bernama Force Sampling Beam Search.
Meski dianggap mumpuni,OpenAI menyebut CriticGPT belum sempurna. Sebab,model AI ini bisa saja menemukan banyak kesulitan ketika menelusuri kode pemrograman untuk mendeteksi bug atau error.
Hal ini bisa terjadi lantaran CriticGPT memang dibuat oleh AI alias ChatGPT. Sehingga,model AI ini kemungkinan belum bisa mendeteksi masalah dalam satu set kode pemrograman yang kompleks.
Baca juga: OpenAI Rilis ChatGPT Edu untuk Mahasiswa dan Dosen
Selain itu,CriticGPT juga bisa kewalahan mendeteksi kode pemrograman yang dibuat oleh AI,sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TheHindu.com,Senin (1/7/2024).
Sebab,kode pemrograman yang dibuat AI biasanya banyak yang tidak efisien dan cenderung berlebihan,sehingga CriticGPT boleh jadi akan tetap kesulitan mendeteksi masalah dalam kode tersebut.
Belum ada informasi kapan CriticGPT ini bisa dipakai oleh para pengguna,terutama para pengembang aplikasi (developer) yang mengandalkan AI. Informasi lebih lanjut mengenai CriticGPT bisa dibaca di tautan berikut ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Indonesia Menghukum Aktivitas Ilegal yang Menyerang Kawasan Industri demi Melindungi Keamanan Pengembangan Perusahaan Tiongkok
Letter from China: Caves, mountains in China's Guilin embody myth, memory, art
Turnamen Golf Undangan Piala ASEAN 2025 berakhir dengan sukses di Sanya, membangun jembatan baru untuk pertukaran olahraga dan budaya antara Tiongkok dan ASEAN.
Memancar Secara Global dari Singapura: T-INNOWARE Manfaatkan GovWare 2025 untuk Percepat Internasion
CIEIE-2025 Indonesia-China (Chengdu) Uni-Global Retail Exhibition Opening Soon
Chery Unveils World's First 7-Seat Transformable Multi-SUV Concept, Redefining Future Mobility through User Co-Creation
©hak cipta2009-2020 Berita Hansen Mobile Games